Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fakta Unik Kampung Naga : Desa Yang Menghentikan Waktu

Fakta Unik Kampung Naga  Desa Yang Menghentikan Waktu

 Fakta Unik Kampung Naga : Desa Yang Menghentikan Waktu


Halo sobat cari inspirasi, mungkin sudah banyak di antara kalian yang pernah mengunjungi tempat yang satu ini. Sebuah objek wisata unik di daerah tasikmalaya yang masih menerapkan system tradisioanal di Tengah period globalisasi. 

 Ya itulah Kampung Naga, sebuah perkampungan tradisional Sunda yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kampung ini merupakan suatu perkampungan yang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat Sunda. 

 Nah kali ini kami akan berbagi informasi tentang kampung naga. Berikut ini adalah beberapa fakta dan informasi mengenai Kampung Naga 

 

 Asal Usul Nama Rupanya asal usul nama Naga itu karena kampung ini terletak di bawah bukit atau di lembah bukit. Orang Sunda menyebutnya" dina gawir ”. 

 

 Sejarah kampung naga Kampung Naga termasuk sebuah kampung adat tradisional yang masih alami dan lestari. Masyarakatnya masih menjaga adat tradisi warisan leluhur. 

 

 Keunikan Kampung Naga Masyarakat di kampung naga masih sangat menjaga kelestarian budaya nenek moyangnya, dari mulai bahasa, rutinitas, serta adat- istiadatnya. Selain itu, kampung ini terkenal juga dengan sejarah" Pareum Obor" yang merupakan peristiwa penting dalam sejarah Sunda. 

 

 Lokasi Kampung Naga secara teritori kampung naga terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. 

 

 Penting untuk di perhatikan bagi kalian yang ingin berkunjung ke Kampung Naga, bahwa Kampung Naga adalah sebuah perkampungan tradisional yang sangat menjaga adat dan tradisi. Oleh karena itu, pengunjung diharapkan untuk menghormati dan menghargai nilai- nilai budaya yang ada di kampung ini. Berikut ini adalah beberapa hal yang tidak boleh dilakukan di Kampung Naga 

 

 1. Melanggar Adat dan Tradisi Kampung Naga sangat memegang teguh adat dan tradisi nenek moyang mereka. Oleh karena itu, pengunjung diharapkan untuk menghormati dan tidak melanggar adat dan tradisi yang berlaku di kampung ini. 

 

 2. Mengganggu Ketertiban Seperti halnya di tempat lain, pengunjung diharapkan untuk menjaga ketertiban di Kampung Naga. Tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketenangan dan kehidupan sehari- hari masyarakat kampung. 

 

 3. Memasuki Hutan Larangan dan Hutan Keramat Di Kampung Naga terdapat dua hutan yang dianggap sakral, yaitu hutan larangan dan hutan keramat. Pengunjung tidak diperbolehkan memasuki hutan- hutan ini karena dianggap sebagai pamali atau hal yang dilarang( 4). 

 

 4. Menggunakan Listrik Salah satu ciri khas Kampung Naga adalah penolakan terhadap penggunaan listrik. Masyarakat kampung mempertahankan tradisi mereka dengan tidak menggunakan listrik di kampung ini. Oleh karena itu, pengunjung diharapkan untuk menghormati keputusan ini dan tidak membawa atau menggunakan peralatan listrik di kampung ini. 

 

 5. Merusak Lingkungan Kampung Naga memiliki keindahan alam yang masih alami. Pengunjung diharapkan untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di kampung ini dengan tidak membuang sampah sembarangan atau merusak alam sekitar. 

 Desa ini dikenal dengan tradisi budaya unik yang telah diwariskan secara turun- temurun. Beberapa upacara adat yang masih dilakukan oleh penduduk desa antara lain adalah 

 Upacara Menyepi Upacara pengasingan yang dilakukan oleh penduduk desa. 

 

 Upacara Hajat Sasih Upacara yang dilaksanakan untuk memohon berkah dan keselamatan kepada leluhur Kampung Naga serta sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas segala nikmat yang telah diberikan kepada penduduk desa. 

 

 Upacara Perkawinan Upacara perkawinan yang dilakukan setelah akad nikah ditandatangani. Upacara tersebut meliputi beberapa tahapan seperti saweran, nincak endog, buka pintu, ngariung, ngampar, dan munjungan. 

 

 Upacara Sawer merupakan Upacara yang dilakukan setelah akad nikah. Ini melibatkan pengantin yang dihujani hadiah dan uang oleh para tamu. 

 

 Selain upacara tersebut, ada tradisi budaya lain yang masih dipraktikkan oleh warga Kampung Naga. Misalnya, penduduk desa memiliki cara menanam padi sendiri, dan mereka mengenakan pakaian adat seperti sarung, kebaya, dan sanggul. 

 

 Desa ini juga memiliki musik tradisional sendiri yang disebut Terbang Gembrung, yang dimainkan pada malam takbiran. Untuk mata pencahariannya sendiri, Penduduk desa Kampung Naga mencari nafkah dengan Bertani. 

 

 Dan itulah sedikit informasi tentang kamung naga yang bisa kami sampaikan. Semoga bermanfaat dan menginspirasi kita untuk belajar dari Masyarakat kampung naga untuk melestarikan tradisi dan budaya yang baik dan juga untuk merawat, menjaga, alam dan lingkungan kita.


Post a Comment for "Fakta Unik Kampung Naga : Desa Yang Menghentikan Waktu"